Kamis, 26 Desember 2013

ANAK TUNANETRA JUGA BISA MAIN CATUR DENGAN MODIVIKASI



belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media/bahan/sarana belajar seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yangmembutuhkan media belajar seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
Sumber : Arif (1994 : hal. 79)
Pengalaman yang logis
Pengalaman yang didramatisasi
D e m o n s t r a s i
D a r m a w i s a t a
P a m e r a n
T e l e v i s i
F I L M
Rekaman Radio
Simbol visual
Simbol
verbal
Bagan, Diagram, Grafik, dan sejenisnya
Foto, ilustrasi, slide, dan sejenisnya
Video, Tape, tuntutan
Film, tuntutan diskusi
Alat-alat, bahan mentah, papan tulis
Poster, Display, papan
bulleTtiunn tutan observasi
Wayang, skrip, drama
Model, objek, specimen
Anak tunanetra sebagai salah satu bagian dari anak berkebutuhan khusus memerlukan media pembelajaran untuk memudahkan anak tersebut dalam memahami suatu materi pelajaran. Dengan media pembelajaran ini diharapkan anak tunanetra dapat memaksimalkan potensinya dalam pembelajaran.
     Catur sebagai salah satu dari cabang olah raga, juga diajarkan dalam kegiatan pendidikanjasmani dan kesehatan . Anak berkebutuhan khusus yang bersekolah baik yang bersekolah secara segregasi atau inklusi juga mendapat pendidikan jasmani dan kesehatan.

     Media pembelajaran catur untuk anak tunanetra berupa catur standar yang telah dimodivikasi yaitu pada papan catur dan bidak . Pada papan catur diberi tambahan berupa tripleks atau plester tebal. Pada papan catur juga diberi lubang agar dapat meletakan bidk catur. Bidak catur diberi paku untuk menahanb agar tidak jatuh.  Pada bidak hitam diberi tanda diatasnya sebagai tanda.
Mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar?
A.     TUJUAN MEDIA PEMBELAJARAN CATUR

     Tujuan dari media pembelajaran catur untuk anak berkebutuhan khusus(tunanetra) adalah agar anak kreatif, melatih perabaan dan konsentrasi,. Dengan penggunaan media pembelajaran, anak dapat belajar lebih konkret.
1.2. Persiapan Kegiatan
Kegiatan ini menggunakan metode pembelajaran demonstrasi
dengan persiapan :
a. Persiapan dengan instrumen kegiatan berupa catur untuk tunanetra yang telah dimodivakasi.
b. Mempersiapkan materi pembelajaran untuk demonstrasi dan diskusi.
c. Mempersiapkan model pembelajaran dan media pembelajaran
d. pelaksanaan kegiatan pembelajaran agar menarik dan mudahdipahami peserta kegiatan.
e. Mempersiapkan dan menentukan lokasi pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran.
f. Persiapan pre test, post tes dan pembuatan perangkat penilaian.
g. pemantauan  keaktifan, kemandirian,
kompetensi, kelancaran dan ketepatan.
3.3. Prosedur Kegiatan
Kegiatan ini merupakan Kegiatan Mikro (Classroom Action) yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur kegiatan berdasarkan pada prinsip Kemmis dan Taggart (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Kegiatan ini berlangsung secara demonstrative dalam bentukpraktek langsung. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara berkolaborasi dengan peserta kegiatan  yang berada di kelas. . Alokasi waktu yang digunakan pada siklus pertama terdiri dari 15 menit. Pada proses pembelajaran ini, penulis melakukan empat langkah teknik pembelajaran yang meliputi Building Knowledge, Modelling , demonstrative,dan individual approach.ICOT). Langkah-langkah tersebut dilaksanakan juga pada siklus kedua dan seterusnya apabila diperlukan dalam kegiatan ini.  Tanya jawab dengan peserta kegiatan tentang pengalaman peserta kegiatan dalambermain catur. dimana peserta kegiatan sering menggunakan langkah-langkah untuk menjelaskan atau mengajak peserta kegiatanmenyusunatau membuat permainan catur. Waktu yang digunakan dalam langkah Building knowledge dibatasi .Pada langkah selanjutnya (MODEL), guru memberikan contoh permainan caturmelalui mediacatur untuktunanetra yang telah dimodivikasi.. Peserta kegiatan diminta untuk mempraktekan langkah-langkah cara melangkahkan bidak catur. Peserta kegiatan diminta menuliskan poin-poin penting sebagai langkahmelangkahkan bidak catur. Langkah ini dibatasi waktu. waktu 20 menit. Langkah-langkah penerapan metode Demonstrative sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan papan catur yang sudah dipasang bidaknya.
2. Setiap peserta kegiatan dipasangkan dalam satu permainan.
3. Tiap peserta kegiatan mempraktekan cara-cara melangkahkan bidak catur.
4. Setiap peserta kegiatanharus dapat bermain catur dengan pasangannya secara baik.
5. Setiap peserta kegiatan yang dapat memenangkan permainan diberi poin.
6. Jika peserta kegiatan yang kalah atau tidak dapat melangkahkan bidak catur diberi hukuman yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, diberikan kesempatan pada peserta lain.
8. Peserta kegiatan juga bisa bergabung dengan membantu peserta lain.
9. Guru bersama-sama dengan peserta kegiatan membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.






MATERI PEMBELAJARAN PELAJARAN CATUR
. NOTASI
Notasi artinya catatan. Setiap langkah dalam permainan catur harus dicatat. Dari catatan atau notasi itu, peserta kegiatan atau siswa bisa memainkan ulang jalannya pertandingaantara para juara.
Tunanetra sebagai peserta didik dalam pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan juga dapat belajar bermain catur dengan menggunakan notasi yang ada pada papan catur. Dengan cara memodivikasi papan catur dan bidak catur agar dapat di raba dan disentuh . maka tunanetra juga dapat belajar bermain catur. sistem notasi yang diakui oleh Federasi Catur Dunia ( lazimnya disingkat FIDE ) adalah Sistem Aljabar. Caranya mudah sekali.
Peserta kegiatan atau siswa sudah mengetahui nama dari setiap petak. Setiap buah catur ditandai dengan huruf awal namanya, kecuali bidak. Singkatan nama buah catur ini harus
selalu menggunakan huruf besar. Namun belakangan ini sesuai perkembangan teknologi, singkatan nama buah itu sering juga di tukar dengan gambar buah seperti
yang ada pada diagramnya. Singkatan dari nama buah catur adalah sebagai berikut.
R = Raja
M = Menteri
B = Benteng
G = Gajah
K = Kuda
Notasi Panjang
Langkah buah catur dicatat dengan menyebutkan singkatan dari buah catur yang bersangkutan dan digabung dengan petak asalnya lalu kemudian petak tujuannya.
Untuk bidak hanya disebut petak asalnya dan petak tujuannya. Apabila langkah buah itu hanya berupa jalan biasa, maka antara petak asal dan petak tujuan
diberi tanda “-“. Kalau langkah itu berupa pemukulan, maka tanda itu berupa “x”.
Umpamanya :
e2-e4 artinya bidak e2 maju ke petak e4

Kg8-f6 artinya Kuda dari petak g8 lompat ke petak f6.
Gf1-c4 artinya Gajah dari petak f1 melangkah ke petak c4
Kf6xe4 artinya Kuda dari petak f6 memukul buah yang ada di petak e4
c7-c8M artinya bidak c7 maju ke petak c8 dan promosi menjadi Menteri
f2-f1K artinya bidak di petak f2 maju ke f1 dan promosi menjadi Kuda
g7xh8B artinya bidak g7 memukul buah lawan di h8 dan sekaligus promosi jadi Benteng
Notasi panjang ini dapat pula disebut notasi lengkap. Dikatakan lengkap karena menyebutkan petak asal dari buah catur itu.
Notasi Pendek
Cara yang lebih pendek, tidak menyebutkan petak asal buah catur itu. Dalam hal ini tertu harus diartikan bahwa hanya ada satu buah catur yang sejenis yang dapat pergi ke petak itu.
Contoh notasi panjang diatas dapat dijadikan notasi pendek.
Dalam notasi pendek menjadi :
e2-e4 = e4
Kg8-f6 = Kf6
Gf1-c4 = Gc4
Kf6xe4 = Kxe4 ( tanda pukul “x” tetap digunakan )
c7-c8M = c8M
f2-f1K = f1K
g7xh8B = h8B
Tetapi seandainya ada dua buah catur sejenis yang dapat pergi ke petak yang sama, maka notasi pendek harus dilengkapi dengan cara sebagai berikut. Umpama
Dua Kuda berada pada petak g8 dan d7.
Dengan demikian maka langkah Kg8-f6 harus ditulis dalam notasi pendek dengan Kgf6 untuk membedakannya dengan langkah Kd7-f6 yang ditulis Kdf6.

Jika Kuda itu masing-masing berada pada petak g8 dan g4, maka langkah Kg8-f6 dalam notasi pendek menjadi K8f6, sedangkan Kg4-f6 menjadi K4f6.
Ketentuan untuk kuda ini juga berlaku untuk Benteng, karena juga ada kemungkinan yang sama untuk menuju ke petak yang sama. Kalau memakai notasi pendek
berhati-hatilah dengan Kuda dan Benteng.
Tanda-tanda notasi
Tanda-tanda lain yang lazim digunakan dalam notasi catur ialah.
0-0 = rokade dengan Benteng h1 atau h8 yang biasa disebut rokade pendek ( rokade kesayap raja)
0-0-0 = rokade dengan Benteng a1 atau a8 yang biasa disebut rokade panjang ( rokade kesayap menteri )
+ = tanda sekak atau skak ( serangan terhadap raja )
++ = tanda sekak mat atau boleh disingkat mat.
! = langkah yang bagus.
!! = langkah yang sangat bagus.
? = langkah yang buruk.
?? = langkah yang sangat buruk.
!? = langkah yang patut dikaji.
?! = langkah yang diragukan.
e.p = tanda “ en passant “ (sambil lalu ). Tanda ini muncul dibelakang langkah bidak yoang melakukan pemukulan “ en passant “.
Langkah Teks
Yang dimaksud dengan langkah teks ialah langkah yang sebenarnya dimainkan dalam satu partai. Biasanya langkah teks itu ditulis dengan notasi panjang atau
dicetak tebal. Langkah komentar atau analisa yang mengulas permainan itu, biasanya ditulis dengan notasi pendek atau dicetak biasa. Berikut ini contoh
ulasan singkat penggalan suatu partai catur.

1. e2-e4 e5-e5
2.Kg1-f3 d7-d6
Selain langkah teks diatas ( maksudnya langkah d7-d6 ), hitam mempunyai pilihan lain seperti 2…..Kc6 atau 2…..e6.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar